HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI SOSIOLOGI
DAN PROSES SOSIALISASI SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH
DI SMA MUHAMMADIYAH RATULANGI
OLEH: ANDI NURLINA DK
10538000306
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2010
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut penulis ucapkan salam rasa syukur dan terimah kasih kepada ALLAH SWT, sehingga penyusunan laporan penelitian tindakan kelas mata pelajaran sosiologi dengan judul : HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI SOSIOLOGI DAN PROSES SOSIALISASI SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH RATULANGI MAKASSAR, dapat penulis selesaikan, sekalipun banyak kendala yang di jumpai namun dengan segala upaya an kemampuan yang ada pada diri penulis, segala hambatan dan kesulitan itu apatdi atasi, dan hal itu merupakan konsekuensi yang harus di jalani untuk mencapai keberhasilan. Pembelajaran materi sosiologi yang akan dilaksanakan penelitian tindakan kelas.
Selesainya penyususunan laporan ini, tidak lepas dari kerja sama banyak pihak, terutama SMA Muhammadiyah Ratulangi Makassar tempat penulis melakukan penelitian dan pembelajaran. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah menymbang tenaga, waktu, pikiran dan apa saja yang telah memungkinkan selesainya penyusunan laporan ini, secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Hafsah Usman selaku pengurus di SMA Muhammadiyah Ratulangi yang selalu memberi bimbingan dan pengarahan dalam proses penelitian, ucapan terima kasih juga kepada Bapak Drs. M. Syahid Saleh, selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Muhammadiyah Ratulangi Makassar yang telah banyak memberi dorongan dan motifasi buat penulis selama melakukan penelitian, akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalan penyelesaian penyusunan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis haturkan banyak terimah kasih.
Penulis menyadari bahwa penulis memiliki ketrbatasan, yang membuat hasil laporan ini tidak luput dari berbagai kekurangan.. untuk itu, dengan hati yang tulus, penulis terbuka untuk masukan, berupa saran atau kriik dari semua pihak, yang sangat berguna bagi penyempurnaan penyusunan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..
BAB. I PENDAHULUAN……………………………………………………………..
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………..
E. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………..
F. Hasil Yang di Harapkan……………………………………......................
BAB. II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………………....
A. Materi sosiologi…………………………………………………………...
1. Pengertian Sosiologi………………………………………………
2. Manfaat Mempelajari Sosiologi…………………………………..
3. Peranan sosiologi…………………………………………………
B. Proses Sosialisasi…………………………………………………………
1. Pengertian Sosialisasi…………………………………………….
2. Manfaat Sosialisasi……………………………………………….
3. Proses Sosialisasi Dan Tahapan Sosialisasi………………………
4. Media Sosialisasi Dan Pola-pola Sosialisasi……………………..
5. Sosialisasi Membentuk Kepribadian…………………………….
C. Tata Tertib Sekolah………………………………………………………
1. Pengertian Tata Tertib Sekolah…………………………………..
2. Tata Tertib Sebagai Alat………………………………………….
3. Fungsi Tata Tertib………………………………………………...
BAB. III PELAKSANAAN PENELITIAN………………………………….............
A. Populasi Dan Sampel……………………………………………………..
B. Instrumen Penilaian………………………………………………………
C. Pengumpulan Data……………………………………………………….
D. Teknik Analisis Data……………………………………………………..
BAB. IV HASIL PENELITIAN……………………………………………….
PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………..
B. IMPLIKASI…………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MATERI SOSIOLOGI
1. Pengertian Sosiologi
Istilah sosial (socil) mempunyai arti yang berbeda dengan, misalnya: istilah sosialisme atau istilah sosial pada depertemen sosial. Apabila istilah “sosial” pada ilmu-ilmu sosial menunjukan pada obyek, yaitu masyarakat.
Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan: ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi insur-unsur ilmu pengetahuan, yang cirri-ciri utamanya adalah sebagai berikut:
a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu penetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha menyusun abstrasi dari hasil-hasil observasi, abtraksi tersebut merupakan kerangka unsure-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab skibat.
c. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas darar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama.
d. Sosiologi bersifat netotis, yakni yang di persoalkan bukan baik buruknya fakta tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analisi.
Menurut Auguste Comte (1989-1857), Sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistics dan social dynamics. Sebagai social statistics sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara lembaga-lembbaga kemasyarakatan. Sedangkan social dynamics meneropong bagaimana lembaga-lembaga, mengalami perkembangan sepanjang masa.. Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami perkembangan yang cukup lama, sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradapan masyarakat, manusia sebagai proses pergaulan yang telah menarik perhatian.
Sedangkan menurut Max Weber (1864-1920) Sosiologi sebagai ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial. Seperti perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial. Lain halnya dengan Emle Durkheim (1885-1917) Sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses sosial. Durkheim mengklasifikasikan pembagian sosialogi atas tuju seksi, yaitu:
· Sosiologi umum
· Sosiologi Agama
· Sosiologi Hukum dan Moral
· Sosiologi Tentang Kejahatan
· Sosiologi Ekonomi
· Sosiologi Pedesaan
· Sosiologi Estetika
Jadi pengertian sosiologi adalah: ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dalam bermasyarakat, yang obyeknya adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Sosiologi juga menyoroti hubungan timbal balik antara unsur-unsur masyarakat, seperti: pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga hubungan antara lembaga politik dan lembaga keagamaan. Jadi pendidikan sosiologi merupakan, bagian dari mata pelajaran, pendidikan ilmu sosial yang memberikan pemahaman terhadap siswa untuk menjalin hubungan dengan orang lain disekitarnya dan menerapkan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat Mempelajari Sosiologi
Suatu ilmu yang di pelajari karena adanya manfaat atau hikmah..Demikian pula sosiologi sebagai suatu cabang ilmu sosial mengandung berbagai fungsi yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat dalam bersosialisasi.
Pembahasan tentang segi-segi teoritis dari ilmu sosiologi, senantiasa harus diikuti dengan membahas segi-segi praktisnya, dalam arti sampai sejauh manakah kegunaan praktis dari sosiologi. Pertanyaan pokok yang menyangkut hal itu adalah, sampi sejauh mana sosiologi dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat? Perlu diakui bahwa sejak semula sosiologi berkembang, maka timbul harapan bahwa ilmu tersebut akan dapat memecahkan berbagai masalah yang mengakibatkan masyarakat mengalami “kesusahan”. Dengan mempergunakan sosiologi maka diharapkan bahwa masyarakat dapat mengalami kehidupan yang lebih baik. Dengan kata lain mempelajari sosiologi, akan membua kita ketahui diri kita sebaai individu dan sebagai anggota masyarakat. Secara garis besar manfaat yang didapat dari mempelajari sosiologi sebagai berikut:
1. Sosiologi dapat melihat dengan jelas dari diri kita sebagai individu dan sebagai anggota kelompok atau masyarakat .
2. Sosiologi dapat mengkaji tempat kita di dalam masyarakat serta dapat melihat budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Sosiologi dapat memahami norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang di anut oleh masyaakat lain dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada.
4. Sosiologi dapat mengetahui dan memahami berbagai situasi dan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat.
5. Sosiologi memberikan sumbangan nyata dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam membantu warga masyarakat dan pemerintah dalam proses pengaendalian sosial, demi tetap terpeliharanya keteratuaran dan ketertiban sosial.
6. Sosiologi dapat membantu pemerintah dalam upaya mensosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
7. Sosiologi dapat lebih tanggap dan kritis an rasional menhadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang semkin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang benar dan tepat terhadap situasi yang di hadapi.
Roucet dan Warren mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok sosial.
Adapun tujuan mata pembelajaran sosiologi adalah, peserta didik dididik agar mempunyai kemampuan: 1). Agar siswa bersikap dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku serta agar saling menghargai; 2). Menhubungkan antara proses sosialisasi dan tata tertib sekolah; 3). Memahami materi sosiologi dan menerapkan dilingkungan luas. 4). Memahami hubungan-hubungan untuk kelompok serta hubungan antara induk suatu proses sosialisasi. Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran sosiologi mencakup komponen kemampuan bersosial siswa dan tata-tartib sekolah dengan meliputi aspek-aspek: 1). Interaksi sosial 2). Nilai perilaku 3). Saling menghargai 4). Lingkungan sosial.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat di tegaskan bahwa proses sosialisasi disekolah merupakan salah satu aspek kemampuan bersosial yang baik dikembangkan di SMA.
3. Peranan Sosiologi.
Sosiologi di tempatkan dalam ilmu pengetahuan sosial yang berasl dari ilmu filsafat. Sosiologi lahir di tengah-tengah persainagan pengaruh antara filsfat dan psikologi. Oleh karena itu, tak mengherankan kalau pengaruh kedu cabang ilmu itu masih terasa sampai saat ini. Auguste comte (1798-1853) kemudian membedakan antara sosiologi statis dengan sosiologi dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hokum-hukum statis, yang menjadi dasar dari adanya masyarakat.Studi ini merupakan semacam anatomi sosial yang mempelajari aksi-aksi dan reaksi timbale balik dan sistem-sistem sosial. Yang menjadi latarbelakang sosiologi statis adalah bahwa semua gejala sosial saling berkaitan yang berat bahwa percuma untuk mempelajari salah satu gejala sosial secara tesendiri. Unit sosial yang terpenting bukanlah individu, tetapi keluarga yang bagian-bagianya terkait simpati.
Sosiologi dinamis merupakan teori tentang perkembangan dalam arti pembangunan.. ilmu pengetahuan ini menggambarkan cara-cara pokok.antara perkembangan manusia terjadi dari tingkat intelegensia yang rendah ketingkat yang lebih tinggi. Dengan demikian dinamika menyangkut masyarakat-masyarakat untuk menunjukan adanya perkembangan. Comte yakin bahwa masyarakat akan berkembang menuju suatu kesempurnaan, akan tetapi perubahan cita-cita akan mengakibatkan perubahan-perubahn bentuk pola.
Sosiologi sebagai ilmu tentunya memerlukan “ bantuan” ilmu sosial lainya. Dalam prakteknya sosiologi mempunyi keterkaitan dengan ilmu-ilmu lainya, seperti: sejarah ekonomi, ilmu politik,hokum, antropologi dan psikologi.
· Sejarah Dan Sosiologi
Sosiologi dalam kajiannya, lebih memfokuskan pada proses sosial yang di hasilkan dari sebuah peristiwa masalalu atau masa kini, serta pada pola-pola yang terjadi pada peristiwa tersebut.
· Ekonomi, politik, hokum dan sosiologi
Ilmu ekonomi, politik dan hokum membatasi pada sala satu aspek dalam mayarakat, sosiologi tidak membatasi pada satu peristiwa saja, maka dalam pembahasan sosiologi sangat membutuhkan ilmu tersebut untuk menambah dimensi kajian ilmunya.
· Psikologi dan Sosiologi
Sosiologi dalam pengembangan teori dan penerapan dilapanagan, sangat memerlukan sumber dari psikologi untuk bisa menangkap dan memahami tentang motif-motif tindakan individu dalam masyarakat.
· Antropologi Dan Sosiologi
Sosiologi lebih fokus pada struktur sosial dan proses sosial yang ada dalam masyarakat kaitan keduanya sangat erat, sosiologi dapat menjamin konsep-konsep antropologi untuk menjelskan fenomena sosial yang terjadi.
B. PROSES SOSIALISASI
1. Pengertian Sosialisasi
Dapat di katakan keseluruhan siklus seorang sejak lahir hingga dewasa, ia akan belajar hidup sebagai mahluk sosial, harus bersosialisasi karena sosialisasi sangat penting bagi manusia agar menjadi mausia yang mampu menjadi anggota masyarakat. Sosialisasi akan memberikan warna terhadap kehidupan seorang anak manusia. Ketika kita belajar berjalan, berbicara, makan, belajar mengnal sesuatu dan sebagaimana hal tersebut merupakan hasil dari sosialisasi.
Jadi sosialisasi adalah suatu proses ketika individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsure-unsur kebudayaan adat-istiadat, perilaku, bahasa, kebiasaan-kebiasaan masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarga dan kemudian meluas ke masyarakat pada umumnya, lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau penyesuaian tersebut, maka individu akan merasa menjadi bagian dari keluarga atau kelompok. Dengan kata lain, sosialisasi adalah proses mempelajari norma-norma, peran, dan semua persyaratan lainnya yang di perlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan masyarakat.jika proses sosialisasi berjalan dengan baik, maka baik pula kepribadian seseorang. Sebaliknya jika sosialisasi berlangsung kurang baik, maka akan kurang baik pula kepribadian seseorang.
Seperti dikatakan Herbert Lummer, bahwa individu bukan dikeliingi oleh obyek-obyek potensial yang dipermainkannya dan membentuk perilakunya, melainkan individu yang membentuk obyek-obyek itu. Dengan demikian manusia merupakan aktor yang secara sadar menyentuh obyek-obyek yang diketahuinya melalui apa yang disebut Lummer, sebagai self-indikation. Self indication adalah proses komunikasi yang berjalan dimana individu mengetahui sesuatu, menilai, memberi makna, dan memutuskan untuk bertindak berdasaekan makna itu.
Proses self-indikation ini terjadi dalam interaksi sosial dimana individu mencoba” beraksi” terhadap tindakan-tindakan orang lain dan menyesuaiakan tindakannya sebagaimana dia menafsirkan tindakan itu.
2. Manfaat sosialisasi
Berdasarkan tujuannya, sosialisasi bermanfaat untuk :
a. Memberi keterampilan dan pengetahuan yang di butuhkan dalam hidup bermayarakat.
b. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien.
c. Membantu mengendalikan fungsi-fungsi organik harus di pelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Membiasakan individu untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada dalam masyarakat.
Dari manfaat sosialisasi di atas, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi F.G. Robin.terdapat lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribdian yang akan memenuhi proses sosialisasi yaitu:
a. Sifat sadar yaitu keseluruhan potensi yang di ariskan oleh seseorang dari ibu dan bapak.
b. Lingkungan pranata yaitu, lingkungan dalam rahim ibu. dalam periode ini individu dapat pengaruh-pengaruh tidak langsung dari ibu.contoh shock pada saat kelahiran merupakan kondisi yang dapat menyebabkan kelainan pada bayi.
c. Perbedaan perorangan meliputi: perbedaan cirri-ciri fisik (bentuk badan, Warna kulit, warna mata, warna rambut dan lain-lain).Ciri mental, emosional, personal, dan sosial.
d. Lingkungan yaitu kondisi-kondisi di sekitar individu yang mempengaruhi proses sosialisasinya lingkungan seperti diatas menjadi:
1. Ligkunan alam, meliputi keadaan tanah iklim, flora dan fauna.
2. Kebudayaan yaitu, carahidup masyarakat tempat individu berada.
3. Manusia lain dan masyarakat di sekitar individu.
e. Motivasi yaitu, kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk berbuat sesuatu.
Mengenai pertumbuhan sosial individu Charles Horton Cooley, mengaku pada konsep “diri sosial” seseorang dipahami sebagi “bayangan”
Yang menurut dirinya dimiliki oleh orang lain tentang dirinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang melihat dirinya dari orang lain..inilah yang oleh Cooley disebut sebagai looking-glass self, yang didalamnya mengandung tiga unsure, yaitu, 1). bayanga,bagai mana orang lain melihat diri kita.2) bayangan mengenai pendapat yang dimiliki orang lain melihat diri kita. 3). rasa diri yang bersifat positif maupun negatif.
3. Proses Sosialisasi Dan Tahapan Sosioalisasi
· Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu sosialisasi primer dan sosialosasi sekunder.Proses sosialisasi secara garis besar dapat di bagi menjadi dua
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer terjai pada usia anak di bawah umur lima tahun( balita) pada saat sosialisasi primer seorang anak akan dapat mengenal lingkungan terdekatnya, misalnya ibu, bapak, kakak, adik ,paman, bibi, nenek,kakek, teman sebaya, tetangganya dan bahkan dirinya sendiri.pengertian terhadap dirinya sendiri bagi anak seusia itu sangat penting menunjukan bahwa anak memiliki jati dirinya sendiri yang berbeda dengan orang lain. Kesadaran seperti itu umpamanya menyangkut soal nama.
b. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder akan terjadi setelah sosialisasi primer berlangsung namun sosialisasi primer merupakan dasar sosialisasi sekunder. Jika dalam primer yang banyak berperan adalah keluarga dan orang-orang dekat, maka dalam sosialisasi sekunder yang berperan adalah, orang di luar keluarga, hal ini di buktikan bahwa setelah berumur lima tahun atau seorang anak akan memperluas pergaulannya. Ia mulai mengenal guru di sekolahnya, teman bermain yang tidak hanya disekitar rumah, namun telah sampai pula pada tentangga rumah dan sekitarnya.
Searah perkembangan usia maka semakin tinggi usianya, peran orang lain lebih besar di bandingkan dengan peran orang tua dan keluarganya. Sosialisasi bagi seseorang tidak mungkin berhenti karena hal itu merupakan proses yang terus menerus. Menurut Ferdinad Tonnies denagn teorinya mengenai dua bentuk yang meyertai perkembangan kelompok-kelompok sosial. Gemeinsechhaft payuguban) adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya di ikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.sedangkan Gesellschaft (patembayem). Merupakan bentuk hehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek. Patembayem juga berisfat sebagai suatu bntuk dalam pikiran belaka serta strukturnya bersafat mekanis sebagaimana di umpamakan pada sebuah mesin
· Tahapan Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia sejak lahir, masa kanak-kanak, remaja, dewasa sampai meninggal dunia. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang dilalui seseorang dalam sosialisasi meliputi:
a. Tahapan Persiapan (Preparatory stage)
Terjadi saat manusia dilahirkan dimana manusia mempersiapkan diri untuk mengenali dunia sosialnya termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri model utama pada tahap persiapan yaitu kemampun untuk berpikir, pada tahapan ini anak mulai melakukan peniruan sekaligus belum sempurna. Misalnya kata-kata sedarhana seperti mama, papa,dan lain-lain.
b. Tahapan Meniru (Play Stage)
Ditandai oleh kemampuan seseorang anak melaui meniru secara sempurna, peniruan sempurna diwujutkan dalam bermain peran misalnya sebagai polisi-polisian atau bermain dokter-dokteran. Pada saat peniruan ini anak akan mulai engenal siapakah dirinya dan pada saat itu, seorang anak mulai menempatkan diri pada posisi orang lain mulai terbentuk.
c. Game Stage
Tahapan ini di tandai degan mulai berkurangnya peniruan anak mulai memerankan secara langsung dengan penuh kesadaran kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara kelompok, pada masa ini seorang anak memiliki teman bermain semakin banyak dan lebih luas cakupannya..
d. Tahapan Penerapan Kolektif (Generalized others)
Tahapan ini di tandai dengan kedewasaan seseorang bukan lagi seseorang dapat menempatkan dirinya pada posisi orang lain tetapi juga menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Kerjasama dalam masyarakat yang semakin luas tidak hanya terbatas pada cakupan luas wilayah saja, tetapi juga regional, nasional, bahkan internasional.
4. Media Sosialisasi dan Pola-pola Sosialisasi
Ø Media Sosialisasi
Sosialisasi tidak berlangsung begitu saja, namun melalui perantara sosialisasi anilah yang di sebut sebagai media sosialisasi. Melalui media sosialisasi inilah seseorang mengenal dunia sosial dan mengenal masyarakat. Sebanarnya banyak sekali medi sosialisasi itu, namun demikian ada empat media yang di anggap penting yaitu:
a. Keluaraga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama seorang anak belajar hidup sisoal, selain itu keluarga juga bersifat multi fungsi yakni fungsi pengawasan, pendidikan, keagamaan, perlindungan dan rekreasi dilakukan oleh keluarga terhadap anggota-anggotanya sebagau akibat dari industrialisasi, dan urbanisasi sebagai fungsi keluarga mengalami perubahan, namun fungsi utama masih melekat misalnya perlindungan, sosialisasi, pemeliharaan dan memberikan kasih saying bagi anggota keluarga. Didalam keluarga,orang tua umumnya mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak agar anak tersebut memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik, menanamkan disiplin kebebasab dan keserasian terhadap semua pola tersebut pola yang baik menuntut kebijaksanaan orang tua dan sosialisasi misalnya,
· Selalu berusaha agar sehari-hari berada dekat dengan anak-anknya.
· Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan.
· Mendorong anak untuk membedakan antara yang benar dan salah, baik dan buruk, pantasdan tidak pantas, dan sebagainya.
· Membawakan peran sebagai orang tua yang baik, benar , dan terpuji serta menghindari diri dari perbuatan dan perlakuan buruk serta keliru di depan anak-anaknya.
· Memberikan nasihat pada anak-anaknya, jika melakukan kesalahan serta menunjukan dan mengarahkan kejalan yang benar serta tidak mudah menjatuhkan hukuman apa lagi diluar batas kewajaran.
b. Teman Sepermainan ( Peer group)
Teman sepermainan merupakan kelompok kecil dengan usia anggotanya hampir sama dan berinteraksi secara bersama-sama. Tujuan utama kelompok ini bersifat kreatif, sekalipun demikian teman sepermainan dapat di anggap sebagai lembaga sosialisasi yang paling berpengaruh setelah keluarga.
Pada usia remaja teman sepermainan berkembang menjadi persahabatan yang merupakan penngelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relative akrab satu sama lain, karena adanya kesamaan minat dan perhatian bukan atas dasar hubungan darah, ketetanggaan dan percintaan.Perkembangan selajutnya, teman sepsermainan bisa berubah menjadi “genk atau klik”. Ini dapat disebut kelompok kecil tanpa stsruktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentinagan bersama.
c. Sekolah
Sekolah sebagai media sosiaslisasi merupakan tuntutan kemajuan masyarakat dari tradisional ke masyarakat modern. pada masyarakat tradisional, funfsi pendidikan di emban oleh keluarga, namun pada masyarakat modern, fungsi pendidikan sebagian besar dilakukan oleh sekolah. Ada dua fungsi penting sekolah dalam proses sosialisasi yaitu: 1) memberikan pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan untuk mengembangkan daya intelektual agar siswa dapat hidup layak dalam masyarakat.2) membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dalam norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Menurut Georg Simmer masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan dan berkembang terus. Masyarakat ada dimana individu mengadakan interaksi denag individu-individu lainnya. Interaksi timbul karena kepentinagan-kepentigan dan dorongan-dorongan tertentu.
d. Media Massa
Media massa merupakan media sosialisasi yang paling penting karena dapat membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang norma-norma dn nilai yang ada dalam masyarakat.Media massa memberi peranan yang dapat digunakan sbagai bahan bagi anak untuk mengenal jati diri. Namun dilain pihak media massa dapat mengubah polaperilaku masyarakat. Iklan-iklan yang diatayangkan media cetak dan elektronik mempunyai potensi untuk mengubah pola hidup bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa dapat pula digunakan untuk mempengaruhi pendapat umum.
Ø Popa – pola Sosialisai
Dalam proses sosialaisai anak diberi kebebasan untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan yang ada. Anak dilatih dan dibiasakan untuk berani bertanggung jawab tindakannya sendiri. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan menerapkan pola-pola sosialisasi. Ada dua cara pola sosialisasi, yaitu pola represif dan pola partisipatif:
a. Sosialisasi Represif (repressive socialization)
Dalam sosialisasi ini kebijakan orang tua dapat berupa pemberian hukuman terhadap kesalahan anak. Dalam pola ini ditanamkan kepatuhan anak kepada orang tua dan keinginan orang tua terhadap anaknya.
b. Sosialisasi Partisipatif (participative socialization)
Selain kebijakan dengan pemberian hukuman, dapat pula berupa pemberian hadiah karena perilaku baik anak. Dalam pola ini anak menjadi pusat sosialisasi, selain itu kebutuhan anak dianggap penting.
5. Sosialisasi Membentuk Keperibadian
Menurut Yinger, kepribadian keseluruhan tingkah laku dari seorang individu dengan system kecendrungan tertentu yang bersinggungan dengan serangkain situasi. Rangkaian situasi dalam hal ini termasuksituasi sosial masyarakat sekitarnya.
Kecenderungan yang dimaksud adalah bahwa setiap individu mempunyai cara perilaku yang khas dan bertindak sama setiap hari. Kepribadian merupakan gabungan utuh dari setiap sifat, emosi, dan nilai yang mempengaruhi seseorang agar berbuat sesuai tata cara yang diharapkan. Kepribadian tidak akan tumbuh jika sesorang individu tidak memiliki pengalaman sosial. Didalam kelompok sosial seorang individu mempelajari berbagai nilai, norma, dan sikap. Seperti: kesetiaan,pengabdian, rasa hormat, simpati dan kerja sama.
Setiap individu dalam masyarakat akan mendapat ciri kepribadian yang kadang hampir serupa karena mereka memperoleh tipe-tipe sosial yang sangat mirip baik yang berasal dari keluarga maupun lingkungan lainya, sehingga kepribadian dapat terbentuk, hidup, dan berubah sesuai dengan proses sosialisasi yang dialaminya. Ada 5 faktor penting yang mempengaruhi pembentukan kepribadian yaitu:
1. Warisan Biologis (keturunan)
Warisan biologis sangant besar pengaruhnya dalam pembentukan kepribadian karena faktor keturunan menentukan batasan-batasan yang berpengaruh terhadap perkembangan sosialnya, misalnya perbedaan pria dan wanita.
2. Lingkungan Geografis (tempat tinggal)
Kondisi alam secara langsung maupun tidak langsung, dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Contohnya orang-orang hidup di daerah pegunungan yang mengembangkakan pertanian, akan berbeda kepribadianya dengan orang yang hidup di sekitar pantai sebagai nelayan.
3. Lingkungan Kebudayaan
Lingkungan kebudayaan memiliki peranan penting, dalam pembentukan kepribadian seseorang dan masyarakat-masyarakat, karena kebudayaan merupakan gagasan, aktivitas, dan hasil dari aktivitas manusia yang menjadi pedoman hidup anggota masyarakat, misalnya kebudayaan islam akan menghasilkan masyarakat yang hidup dengan nilai-nilai islam atau kepribadian yang islami.
4. Pengalaman Kelompok
Pada masyarakat majemuk, kelompok sosial memiliki standar nilai sosial yang berbeda-beda sehingga harapan-harapan setiap kelompok terhadap anggota kelompoknya, berbeda-beda, standar nilai sosial tersebut, digunakan sebagai penentu kepribadian di anggap baik maupun yang tidak baik.
C TATA TERTIB SEKOLAH
1. Pengertian Tata Tertib Sekolah
Tata Tertib Sekolah adalah suatu hal yang sangat penting yang harus ditanamkan pada setiap anak didik disekolah sedini mungkin,karena sekolah merupakan tempat utama untuk melatih dan memberikan pemahaman kepada peserta didik agar, memahami pentingnya disisplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tata tertib yang ditentukan setiap hari, maka siswa akan terbiasa berdisiplin.
Pengertian tata terib menurut bahasa adalah peraturan-peraturan yang harus di taati atau dilakukan.Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia , kata tata tertib di aratikan dengan, aturan kaidah-kaidah atau tata cara yang harus dipatuhi dan di ikuti, berdasarkan aturan-aturan atau kaidah yang berlaku.
Sedangkan menurut istilah, tata tertib sekolah adalah, Ketentuan yag mengatur kegiatan sekolah sehri-hari, dan mendapat sanksi terhadap pelanggarnya.
Bertolak dari pengertian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa, dimaksud dengan tata tertib sekolah adalah seperangkat kaidah-kaidah, peratuan-peraturan,atau norma-norma yang menjadi pedoman, untuk berbuat sesuatu bagi siswa sehinga mereka dapat terbiasa untuk melakukan hal-hal yang berdasarkan tata aturan yang telah ditetapkan di sekolah, yang pada akhirnya dapat menjadikan siswa berdisiplin.
2. Tata Tertib Sekolah Sebagai Alat
Dalam setiap lingkup atau ruang, gerak seseorang senantiasa di iringi oleh suatu tata aturan. Tata aturan ini berlaku kepada siapa saja, baik secara personal atau kolektif. Tata aturan sangat perlu dalam rangka mengatur segala tindak tanduk manusia.urgensinya tata aturan atau tata tertib baik dilingkungan keluarga, masyarakat, maupun lembaga pendidikan, organisasi, instansi-instansi baik swasta maupun pemerintah dimaksudkan untuk menjadi rambu-rambu dalam pelaksanaan setiap tugas dan tanggung jawab.
Tata tertib sekolah adalah aturan aturan atau norma yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengatur dan mendisiplinkan setiap elemen sekolah, baik tenaga pengajar, pegawai, dan terutama peserta didik atau siswa. Oleh karena itu, tata tertib sokolah adalah, peraturn yang berlaku dilingkungan sekolah sebagai alat atau sarana untuk menyatukan visi dan misi setiap eleman sekolah, sehingga tercipta sutu kedisiplinan dalam sekolah.
Dengan dmikian, tata tertib sekolah merupakan alat yang dapat menentukan baik guru, pegawai, maupun siswa agar dapat bersifat disiplin dalam menjalankan tugasnya-tugasnya. melalui tata tertib sekolah di harapkan semua pihak yang terkait terutama siswa dapat memiliki kedisiplinan, kepatuhan,dan ketaatan sebagai pengejewantahandari budi pekerti, luhur atau ahlaklakul karimah yang merupakan implementasi dari pemahaman siswa atas materi sosiologiyang mereka pelajari.
3. Fungsi Tata Tertib Sekolah
Berangkat dari pengejawantahan dan implementasi pemahaman siswa, atas materi pelajaran sosiologi seperti yang dikemukaan didatas, tergambar bahwa fungsi tata tertib sekolah tidak lain adalah untuk membiasakan siswa hidup berdisiplin. Karena aturan-aturan yang berlaku di sekolah misalnya setiap siswa wajib berpakaian seragam sekolah, sopan dan taat kepada setiap guru, yang berfungsi memotifasi siswa untuk hidup disiplin, hidup sederhana, dan penuh kerama-tamahan terhadap sesama dan lingkungan.
Disamping itu tata tertib sekolah harus di tanamkan dan di jadikan sebagai sikap hidup siswa sehingga tata tertib sekolah berfungsi sebagai pendorong untuk menginplementasikan nilai –nilai dan norma dalam kehidupan mereka sehari-hari berdasarkan pemahaman terhadap materi pendidikan sosiologi. Dengan demikian tata tertib sekolah berfungsi, untuk membiasakan siswa berdisiplin,dan mendorong siswa agar dapat melaksanakan nilai-nilai materi pendidikan sosiologi berdasrkan pemahaman mereka masing-masing.
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau kariawan dalam pekerjaan atministrasi dan kebersihan, ketentraman kelas gedung sekolah da sebagainya.
Sementara itu, Rostayah. N.k. menyebutkan bahwa fungsi tata terib sekolah antara lain, menginsafkan siswa akan hal-hal yang telah teratur baik buruknya,sehingga segala sesuatunya dapat berjalan teratur dan lancar.
Adapun yang mengemukaan fungsi tata tertib sekolah, adalah mempermuda segala tugas di sekolah memberi kebiasaan bagi siswa untuk penghematan tenaga dan waktu dapat menambah semangat guru, dan siswa dalam proses belajar mengajar. Karena tertibnya siswa dalam menerima pelajaran menciptakan keaktifan belajar dan mengajar bagi siswa dan guru, dan membiasakan siswa hidup dengan tertib,teratur dan disiplin.
Berangkat dari beberapa pakar, tentang fungsi tata tertib sekolah diatas,maka di pahami bahwa, tata tertib sekolah berfunsi sebagai sarana atau alat yang dapat menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang tertur dan disiplin mulai dari pinpinan sekolah, guru-guru, pegawai, atau karyawan sekolah serta siswa-siswinya, oleh karena itu, seluruh staf sekolah secara mutlak harus mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin akan membuat pola siswa menjadi disiplin.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah SMA Muhammadiyah Ratulangi Makassar yakni sebanyak 80orang siswa dengan rincian sebagai berikut:
· Kelas I = 30 orang
· Kelas II = 30 orang
· Kelas III = 20 orang
Sedangkan populasi guru sebanyak 14 orang dengan rincian sebagai berikut:
· Guru laki – laki = 6 orang
· Guru Perempuan = 8 orang
2. Sampel
Karena jumlah populsi sisa yang kecil, maka penulis menetapkan sample jenu, yaitu mengambil seluruh populasi sebagai subjek penelitian, dengan pertimbangan bahwa apabila suatu penelitian dilakukan yang jumlah populasinya kurang dari 100, maka penelitianya dilakukan dengan penelitian populasi.
Sampel guru dipilih secara purposif yaitu hanya mengambil guru BP dan satu guru bidang studi sosioogi dengan pertimbangan antara guru BP dan guru bidang studi sosiologi harus menjalin kerja sama yang baik guna membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam sekolah, terutama kesulitan dengan perilaku.Secara teoritis dan praktikal merupakan tugas utama bagi guru bidang studi sosiologi. Namun bila terdapat siswa yang sulit merubah perilakunya berdasarkan materi sosiologi yang mereka pelajari, maka guru biadang studi sosiologi harus meminta bantuan guru BP yang memiliki pengetahuan khusus mengenai anak yang bermasalah.
B. INSTRUMEN PENILAIAN
Instumen yang dimaksud peneliti adalah berupa kertas atau buku saku dan balpoin guna mencatat keterangan yang diberikan informan dalam wawancara dengan guru BP dan guru bidang studi sosiologi.
Sedangkan untuk data siswa sebagai obyek peneliti, instrument yang digunakan adalah butir-butir pertanyaan atau angket yang diedarkan peneliti,untuk dijawab responden berdasarkan kenyataan yang terjadi atau pengalaman mereka masing-masing.
Indikator yang dijadikan ukuran adalah tingkah-laku siswa dalam menyikapi tata- tertib yang berlaku di SMA Muhammdiyah Ratulangi Makassar .
C. PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam rangka pemecahan masalah yang telah dirumuskan, maka data yang diperlukan, dikumpul dengan prosedur tertentu, guna mengetahui bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sosiologi dan data tentang tingkat ketaataan siswa terhadap tata tertib yang berlaku di SMA Muhammdiyah Ratulangi Makassar.
Dalam kegiatan ini, pengumpulan data yang diterapkan dilapangan, memakai prosedur yang dianggap memiliki criteria, sebagai suatu riset yang memegang nilai keilmiahan. Penggunaan prosedur dalam penelitian ini, lebih di sesuaikan dengan analisis kebutuhan dan kemampuan meneliti sendiri tanpa maksud mengurangi prosedur yang berlaku.
Maka untuk melengkapi data-data penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode yang meliputi:
1. Library Research, Yakni prosedur pengumpulan data dengan cara mengkaji dan mendalami beberapa buku litertur yang dianggap memiliki reverensi dengan kajian yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam pengkajian dan penelaahan literature ini, data yang dibutuhkan kemudian dimasukkan sebagai pelengkap atau penjelas atas data-data yang diteliti, dengan menggunakan cara penulisan:
a. Secara langsung, artinya bahwa pendapat yang dianggap memiliki hubungan dengan pembahasan yang di angkat dalam penelitian ini, maka peneliti mengutip pendapat tersebut sesuai dengan kalimat aslinya, tanpa mengurangi kalimat,arti, dan makna yang terkandung didalamnya.
b. Tidak langsung, artinya sesuayu pendapat yang memiliki toleransi dengan pembahsan dalamkajian ini, kemudian dikutip dengan merubah kalimat-kalimatnya, namun tetap mempertahankan arti dan makna yang terkandung didalam pendapat tersebut.
Oleh karena itu, kuipan tidak langsung ini digunakan dengan:
1). Memberi usulan, yakni menambah kalimat suatu pendapat yang dikutip itu dengan maksut memperluas keterkaitan antara pendapat besangkutan dengan pembahasan dalamkajian ini.
2).Ikhsan, yakni meringkas atau menyimpulkan isi bacaan atau sustu pendapat sehingga lebih tanpak berhubungan dengan pembahasan yang di kaji dalam tulisan ini.
2. Field Research, yakni pengumpulan data dengan tujuan langsung ke lokasi penelitian, guna memperoleh data yang di butuhkan. Terutama yang berkenaan dengan tingkat pemahaman siswa terhadap materi sosiologi, dan tingkat ketaatan siswa terhadap tata tertib yang berlaku di SMA Muhammadiyah Ratulangi Makassar. Dalam pengumpulan data dilapangan ini meliputi, memperoleh data sebagai beruikut:
a. Data tentang tingkat pemahaman siswa terhadap materi sosiologi, dikumpulkan melalui tes pengetahuan berupa angket.
b. Data tentang tingkat ketaatan siswa terhadap tata tertib sekolah, dikumpulkan melalui observasi terhadap siswayang berhubungan dengan ketaatan pada pelaksanaan tata tertib. Untuk melengkapi data tersebut, dilakukan wawancara dengan sekolah tersebut.
c. Data tentang sejarah singkat SMA Muhammadiyah Ratulangi Makassar, dikumpulkan melalui data dokumentasi.
D. TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang di peroleh selajutnya akan dianalisis dengan menggunakan:
1. Data mengenai tingkat pemahaman siswa terhadap bidang studi sosiologi, analisis secara kualitatif deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang nilai rata-rata, media, maupun prosentase dan sebagainya. Demikian pula data tentang tingkat ketaatan terhadap tata tertib sekolah.
2. Mengenai hubungan antara tingkat pemahaman materi sosiologi dengan tingkat ketaatan tarhadap tata tertib sekolah dianalisis dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variable tersebut.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Bidang Studi Sosiologi.
Melalui bidang studi sosilogi, tidak hanya mementingkan sikap pemahaman seorang siswa terhadap materi pelajaran sosiologi, tetapi lebih dari itu, yakni kemampuan mereka mengaplikasikan secara nyata dalam bentuk bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahannya kemudian adalah, apakah seorang mampu bersosialisai dengan baik? Menurut Ibu Hj. Hafsah Usman, ketika di konfirmasikan penulis, Ia mengemukaan bahwa bagaimanapun potensi seseorang, termasuk seorang siswa untuk melakukan Sesutu seperti mengaktulisasikan sosiologi yang telah di pelajarinya kedalam bentuk alamiah untuk bertidak dalam bersosial.
Penajaran dalam bidang studi sosiologi bagi siswa khususnya di SMA Muhammadiyah Ratulangi adalah sangat penting dalam rangka membawa siswa untuk memiliki rasa sosial yang tiggidan baik dilingkungannya. Oleh karena itu, pengajaran yang dilakukan oleh guru, khususnya guru bidang studi sosiologi harus di upayakan sebaik mungkin dengan menggunakan berbagai metode pengajaran yng relevan dengan materi sosiologi agar siswa benar-benar dapat memahaminya dan bertindak berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan tidak melanggar nilai-nilai norma yang berlaku.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bidang studi sosiologi di SMAMuhammadiyah Ratulangi MAskassar, maka harus di lihat prestasi pada akhir semester, sebagai implementasi pemahaman mereka terhadap bidang studi sosiologi sebagai berikut:
No. | Nama Siswa | Kelas | Prestasi Siswa | ||
I | II | III | |||
1. | Hidayahtullah | √ | 82 | ||
2. | Aswar | √ | 86 | ||
3. | Ade fitra M. | √ | 85 | ||
4. | Nuqfi | √ | 81 | ||
5. | Fadli | √ | 87 | ||
6. | Ilham | √ | 92 | ||
7. | Jamal | √ | 81 | ||
8. | Hendri | √ | 100 | ||
9. | Hamsah | √ | 81 | ||
10. | Darmiati | √ | 81 | ||
11. | Haryati | √ | 91 | ||
12. | Muklis | √ | 100 | ||
13. | Amirullah | √ | 100 | ||
14. | Masnia | √ | 92 | ||
15. | Anwar | √ | 92 | ||
16. | Jumardin | √ | 87 | ||
17. | Herlinawati | √ | 88 | ||
18. | Nurjannah | √ | 100 | ||
19. | Sulastri | √ | 89 | ||
20. | Haryati | √ | 89 | ||
21. | Rahmawati | √ | 87 | ||
22. | Sam-sam | √ | 100 | ||
23. | Nurfatimah | √ | 100 | ||
24. | Hamisa | √ | 89 | ||
25. | Herawati | √ | 94 | ||
26. | Hasniar | √ | 90 | ||
27. | Ifandi | √ | 91 | ||
28. | Gustina | √ | 91 | ||
29. | Abdul haris | √ | 91 | ||
30. | Jalbar | √ | 93 | ||
31. | M.Takim | √ | 95 | ||
32. | A. Nurfaisal | √ | 90 | ||
33. | Fitria | √ | 100 | ||
34. | Nurhaedah | √ | 92 | ||
35. | Hasnah | √ | 95 | ||
36. | Abd. Rahman | √ | 97 | ||
37. | Jaenal | √ | 95 | ||
38. | Rahmawati.M | √ | 90 | ||
39. | Fitriana | √ | 87 | ||
40. | Hamin | √ | 92 | ||
41. | Ridwan | √ | 87 | ||
42. | Hasrul | √ | 100 | ||
43. | Jabar nur | √ | 93 | ||
45. | Nurwahidah | √ | 95 | ||
46. | Saham | √ | 100 | ||
47. | Wahyuni | √ | 90 | ||
48. | Aryanto | √ | 94 | ||
49. | Syarifah | √ | 91 | ||
50. | Bung.w | √ | 97 | ||
51. | Wahyuni .R | √ | 100 | ||
52. | Hamim | √√ | 87 | ||
53. | Elvi. P | √ | 60 | ||
54. | Muh. Ikhsan | √ | 75 | ||
55. | √ | 70 | |||
56. | Ahmad | √ | 65 | ||
57. | Selvi permai | √ | 80 | ||
58. | Ervina cardinal | √ | 75 | ||
59. | Zulkifli .J. | √ | 70 | ||
60. | Nasriadi | √ | 60 | ||
61. | M.kasim | √ | 65 | ||
62. | Nurhida | √ | 61 | ||
63. | Arifuddin | √ | 91 | ||
64. | Aridah | √ | 81 | ||
65. | Subaedah | √ | 80 | ||
66. | Muhaddin | √ | 70 | ||
67. | Arifuddin. J. | √ | 91 | ||
68. | Hasni | √ | 85 | ||
69. | Satriani | √ | 91 | ||
70. | Susilawati | √ | 67 | ||
71. | Mulyani | √ | 91 | ||
72. | Asrullah | √ | 100 | ||
73. | Aswin sama | √ | 91 | ||
74. | Asrullah Farid | √ | 93 | ||
75. | Ahmad Farid | √ | 92 | ||
76. | Mahyudin | √ | 82 | ||
77. | Jafar | √ | 73 | ||
78. | Rahmat .Z. | √ | 91 | ||
79. | M. Asri | V | 91 | ||
80. | Andi Candrawal | V | 91 | ||
Jumlah | 30 | 30 | 20 | 7013 |
Sumber Data: Hasil penelitian pada SMA Muhammadiyah Ratulangi Makassar, 2009.
Dari data diatas, kemudian diolah berdasarkan analisis pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sosiologi di SMA Muhammadiyah Ratulangi Makassar. Dalam mencari nilai rata-rata atau mean prestasi (pemahaman) siswa terhadap materi pembelajaran sosiologi.
Nilai tersebut diatas akan di masukan kedalam tabel distributor sebagai berikut:
Interval 1 = 14 | Kategori | Frekuensi ( f ) | Prestasi ( % ) |
88 - 101 | Tinggi | 53 | 66,25 |
74 - 85 | Sedang | 17 | 21,25 |
60 - 73 | Rendah | 10 | 12,5 |
Jumlah | 80 | 100 |
Untuk mencari rata-rata pemahaman siswa untuk mata pelajaran sosiologi, bidang studi sosiologi yang telah di ajarkan pada SMA Muhammadiyah Ratulangi Makassar, maka dilihat pada tabel di atas. Pada tabel tersebut mempunyai tiga kelas yang termasuk kedalam tiga kategori “tinggi”, “sedang”, dan “rendah”. Jumlah kelas intervalnya adalah 14. Interval nilai bawah dengan atas sering di sebut dengan panjang kelas. Jadi panjang kelas merupakan jarak antara nilai batas bawah dengan batas pada setiap kelas. Batas bawah pada tabel diatas tersebut, pada setiap kelas 60, 74, dan 88. sedangkan batas atas ditunjukan pada nilai sebelah kanan 73, 87, dan 101.
Maka pemahaman siswa diatas, dalam mata pelajaran sosiologi terdiri atas tiga kelas nilai, yakni sebesar 66,25% atau 53 responden yang memperoleh nilai “tinggi”. Sedangkan responden yang memperoleh nilai sedang adalah 21,25% 17 responden yang mendapatkan nilai atas pemahaman materi sosiologi yang di kategorikan “sedang”. Adapun yang memperoleh nilai rendah berkisar pada 12,5% atau 10 orang responden memperoleh nilai “rendah” atas pemahaman mereka pada bidang studi sosilogi.
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa nilai rata-rata tingkat pemahaman siswa berdasarkan prestasinya yang di peroleh pada bidang studi sosiologi adalah tinggi denagan presentase 66,25%. Oleh karena itu, tingkat pemahaman siswa terhadap materi bidang studi sosilogi pada dasarnya memuaskan berdasarkan perolehan prestasi mereka, namun masih memerlukan adanya suatu upaya peningkatan khususnya pada tingkat aplikasi dalamkehidupan mereka masing-masing.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada uraian ini, secara khusus penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan yang ditarik dari pembahasan sebelumnya. Adapun kesimpulan yang dimaksut adalah:
1. Tingkat pemahaman siswa terhadap bidang studi sosiologi adalah baik berdasarkan perolehan nilai perolehan nilai prestasi mereka.
2. Tingkat sosialisasi dan ketaatan siswa terhadap tata tertib sekolah,dapat dikatakan baik,dan adanya hubungan yang signifikan antara pemahaman materi sosiologi dengan proses sosialisasi siswa dalam bentuk implementasi dalam mematuhi tata tertib di sekolah yang berlaku.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pemahaman materi sosiologi dalam proses sosialisasi siswa pada tata tertib di SMA Muhammadiyah Ratulangi Makassar. Semakin tinggi tingkat pemahaman siswa terhadap materi sosiologi akan semakin tinggi pula kesadaran mereka atas segala peraturan yang ada, termasuk tata tertib sekolah. Hal ini dikarenakan ketakutan mereka berbuat pelanggaran tidak hanya pada guru, tetapijuga dalam lingkungan luas.
B. IMPLEMENTASI PENILAIAN
Dalam uraian ini, penulis mencoba memberikan beberapa implementasi penelitian dalambentuk saran dan harapan, yakni:
1. Penulis menyelenggarakan kepada setiap pengelola SMA Muhammadiyah Ratulangi Makassar, agar seyogyanya mengarakan siswanya pada pemahaman materi bidang studi sosilogi secara baik pula.
2. Juga di arahkan pada setiap orang yang anaknya di sekolahkan di SMA Muhammadiyah Ratulangi dapat mendukung anaknya lebih menaati segala tata tertib yang berlaku di sekolah.
3. Dharapkan pula agar SMA ini, betul-betul dapat memperoleh generasi-generasi yang bermentalitas dalam bertindak,bergaul dan berinteraksi di lingkunganya.
4. Harapan terakir penulis adalah laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis, para pembaca yang budiman, dan selalu menjaga talisolidaritas kekeluargaan dengan cara bersosialisasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Abrahan, JH. Sociology, The Study Of Human Society, London : The English Univerity Press, 1973.
Ø Arifin Abdulrahchman, Asta Brata Dalam Rangka Manejement. Jakarta : Lembaga Atministrasi, 1962.
Ø Bouman. Ilmu Masyarakat Umum. Terjemahan Sujono.Jakarta: P.T. Pembangunan, 1956.
Ø Hasan Shadly. Sosiologi untuk masyarakat Indonesia . Jakarta : P.T. Pembangunan, 1967.
Ø Hazairin. Hukum keluargaan Hukum. Jakarta : Penerbit Tintasmas, 1968.
Ø Jaspan, M.A. “Tinjauan Soiografi Indonesia , Asal Tujuan dan Metode-Metode” . Sosiografi Indonesia , tahun Pertama No. 1/ 1959.
Ø Kamanto Sunarto (Penyunting). Pengantar Sosiologi. Sebuah Bunga Rampai – Jakarta : Yayasan Obor Indonesia , 1985.
Ø Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Penghantar – Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada, 2007.
No comments:
Post a Comment